Balada Sebuah Dangau

Ada sebuah dangau indah
Di tengah padang hijau rerumputan
Tak lapuk karena hujan, tak goyah karena topan
Atau terik mentari gurun membakar siang
Dalam gelap malam yang kelam
Gemintang bintang pun tertindas awan
Seberkas cahaya tiada pernah padam
Karena Allah selalu dalam ingatan


Berpondasi taqwa
Berlantai syari,ah
Berdinding aqidah
Berpoles aklakul karimah

Berjendela basiroh
Berpintukan Islam
Ber-AC Iman
Beratapkan Ihsan

Malam berakhir fajarpun menyingsing
Riuh rendah dalam alunan dzikir
Terlipat peraduan bersiap ke haluan
Arahkan buritan ke penghulu pandang

Kenakan sepatu dari manhaj Ilahi
Di teras tawadhu tertopang tiang hakiki
Tembus pagar tsiqoh jernih warna fitrah
Berbusana izzah anugrah Allah

Nuansa malam jingga temaram
Bertanda senja beraksi malam
Desahkan tilawah, hilang letih lelah
Menyalakan lampu tahajud tak beruang pilar

Muslim berganti mengisi hari
Merebak alam dingin kekeringan
Kini rerumputan dan peperduan
Meranggas bagai lahan tak bertuan

Tapi sang dangau tetaplah tegar
Tahan banting perkasa kokoh diantara belukar
Berbatu cadas berdiri tegar
Walau tiada pangkal pancang akar
Kerahkan kereta istiqomah
Tegak alih padang belukar

Lumbung pencadang meredam alam
Mengais perbekalan sisa yang terpendam
Tetes kehidupan bernaskan bulir sekam
Berbias bahagia meski dalam diam

Terang bulan tersenyum simpul
Penghuni jagad tengah berkumpul
Kumandangkan takbir serta tasbih dzikir
Gulana jiwa meniti keridhaan-Nya dalam penghabisan hidup terakhir
Balada Sebuah Dangau :

“Suara Persaudaraan”

12 Juni, Menapaki sebuah langkah perjuangan

Tinggalkan komentar